navbar

Friday, July 12, 2013

LUMPUH, komplikasi mengerikan cedera tulang belakang

Oleh : dr. Rully HD,SpBS., dan dr. Ajid Risdianto
Anda tentu pernah mendengar tentang Superman, kisah super hero yang banyak menolong orang dengan kekuatan dan kemampuan terbangnya. Saya harap anda pun pernah mendengar pemeran superman, Christopher Reeve, yang jatuh saat memerankan Superman sewaktu syuting dan mengalami cedera leher. Cedera leher tersebut menyebabkan Christopher Reeve mengalami kelumpuhan pada kaki dan tangannya. Lalu apa yang terjadi padanya? Kelumpuhan itu memaksanya hanya mampu terbaring dan duduk, serta perlahan infeksi paru menggerogotinya sehingga ia meninggal.

Lalu kenapa cedera leher menyebabkan kelumpuhan? Leher adalah bagian dari sistem tulang belakang, didalam tulang belakang tersebut terdapat sumsum saraf yang merupakan sistem saraf pusat dengan susunan yang sangat kompleks. Sumsum saraf tersebut memiliki fungsi utama menghantarkan sinyal listrik dari otak ke anggota tubuh. Salah satu sinyal yang dipancarkan adalah perintah untuk melakukan gerakan.
Jika sebuah kabel putus, tentu lampu di ujung kabel tersebut tidak akan menyala. Demikian juga jika terjadi saraf yang putus akibat benturan yang hebat, maka sinyal listrik dari otak tidak tersampaikan ke anggota tubuh sehingga anggota tubuh tersebut tidak dapat bergerak. Kelumpuhan menjadi komplikasi yang mengerikan akibat benturan hebat pada tulang belakang.
Kelumpuhan yang muncul dapat terjadi dengan berbagai tingkat.
Layaknya sebuah jalan yang diblokade, masih sajaada 1 atau 2 kendaraan yang lewat. Jika memang tidak semua serabut saraf mengalami kerusakan, masih terdapat sinyal listrik yang lewat melalui sumsum saraf sehingga pesan dari otak dapat tersampaikan. Sedikit banyaknya pesan yang sampai ini mempengaruhi berat ringannya kelumpuhan yang muncul.
Dalam dunia kedokteran, tingkat kelumpuhan anggota gerak ini dibagi menjadi 5 tingkat. Dari kelumpuhan yang sangat minimal sampai kelumpuhan total. Skala angka 0-5 biasa digunakan untuk mengukur kekuatan anggota gerak, dengan skala 0 berarti lumpuh total, dan skala 5 berarti kekuatan anggota gerak yang normal.
Kelumpuhan yang ada dapat memicu lingkaran setan.
Sayangnya kelumpuhan anggota gerak dapat memicu komplikasi lanjutan pada tubuh penderitanya. Tidak adanya pergerakan tubuh dapat menyebabkan timbulnya luka pada bagian tubuh tertentu akibat penekanan yang terjadi terus menerus. Proses berbaring lama akibat penderitanya tidak mampu bergerak akan menyebabkan penderitanya mudah terkena infeksi paru. Adanya komplikasi tersebut ibarat sebuah lingkaran setan yang pada ujung-ujungnya akan makin memperberat kondisi penderitanya.
Kelumpuhan hanya satu diantara sekian permasalahan.
Kelumpuhan saja sudah menimbulkan akibat yang mengerikan bagi penderitanya. Ironisnya, cedera tulang belakang dapat menimbulkan efek lain yang mengancam penderitanya. Adanya ancaman gangguan peredaran darah, gangguan BAB, BAK, dan gangguan baal dapat saja muncul karena impuls listrik untuk pengaturan berbagai fungsi tersebut pun melalui sistem sumsum saraf  yang ada di tengah-tengah tulang belakang.


Lalu apa yang dapat dilakukan? Cedera saraf memiliki pemulihan yang sangat susah, berbeda dengan pemulihan bagian tubuh lain. Tetapi bukan berarti adanya cedera tulang belakang tidak memiliki harapan. Terlepas dari berapa banyak jepitan pada sumsum saraf, membebaskan jepitan sumsum saraf dengan cara meluruskan tulang belakang yang cedera diharapkan dapat mempengaruhi pemulihan sumsum saraf yang ada. Operasi tulang belakang yang dikerjakan oleh dokter bedah saraf bertujuan membebaskan jepitan sumsum saraf dan diharapkan pemulihan dapat terjadi serta mengurangi komplikasi lanjutan. Kalaupun memang pemulihan tidak terjadi, operasi tulang belakang diharapkan mampu mengoptimalkan kualitas hidup penderitanya sehingga dapat terbebas dari lingkaran setan yang mempurburuk kondisi kesehatannya.

No comments:

Post a Comment